Pada tahun 245BC, Archimedes diperintahkan Raja Hieron
untuk mencari tahu apakah ahli emas telah menipu raja. Hieron memberi sebongkah
emas kepada ahli emas untuk dijadikan mahkota berbahan emas. Walaupun mahkota
ini beratnya sama dengan emas asli, raja curiga jika ahli emas ini melapisi logam yang
lebih murah didalamnya dengan emas. Archimedes diperintahkan untuk mencari tahu
apakah mahkota
ini murni emas tanpa harus merusak mahkota itu sendiri.
Sepertinya ini merupakan pekerjaan yang mustahil. Ketika sedang mandi di tempat permandian umum, Archimedes menyadari lengannya terapung diatas air. Sebuah ide kemudian terbesit di benaknya. Dia menarik tangannya kedalam air dan dia merenggangkan lengannya. Lengannya dengan sendiri mengapung kembali ke atas. Kemudian dia mencoba berdiri dari bak, level air menjadi menyusut, kemudian dia duduk kembali, level air meningkat kembali. Dia berbaring, air naik lebih tinggi lagi, dan dia merasa lebih ringan. Dia berdiri, level air menurun dan dia merasa dirinya lebih berat. Air harusnya telah mendorong dia keatas sehingga dia merasa ringan.
Dia kemudian mengambil sebuah batu dan sebalok kayu
yang memiliki ukuran sama ke dalam bak dan merendamkan mereka kedua-duanya.
Batu tenggelam tetapi terasa ringan. Dia harus menekan kayu supaya tenggelam.
Itu artinya air harus menekan ke atas dengan gaya yang relatif terhadap jumlah
air yang tergantikan oleh ukuran objek daripada berat dari objek. Seberat apa
objek itu dirasakan di air mempengaruhi kepadatan objek.Ini membuat Archimedes
mengerti bagaimana memecahkan masalah raja. Dia kembali ke raja. Kuncinya
adalah kepadatan. Jika mahkota ini terbuat dari logam bukan emas, dia dapat
memiliki berat yang sama tetapi akan memiliki kepadatan yang berbeda sehingga
akan menumpahkan jumlah air yang berbeda.
Mahkota dan sebuah emas yang beratnya sama di masukkan ke sebuah mangkok berisi air. Mahkotanya ternyata menumpahkan air lebih banyak sehingga terbukti mahkota itu adalah palsu. Lebih penting, Archimedes kemudian menemukan prinsip pengapungan: Air menekan ke atas sebuah objek dengan gaya yang setara dengan jumlah air yang ditumpahkannya.
Sewaktu kejadian di bak mandi itu, ketika dia menemukan konsep pelampungan dia langsung loncat dan berteriak "Eureka!" yang artinya "Saya menemukannya!". Ucapan "Eureka" ini kemudian menjadi begitu populer.
Mahkota dan sebuah emas yang beratnya sama di masukkan ke sebuah mangkok berisi air. Mahkotanya ternyata menumpahkan air lebih banyak sehingga terbukti mahkota itu adalah palsu. Lebih penting, Archimedes kemudian menemukan prinsip pengapungan: Air menekan ke atas sebuah objek dengan gaya yang setara dengan jumlah air yang ditumpahkannya.
Sewaktu kejadian di bak mandi itu, ketika dia menemukan konsep pelampungan dia langsung loncat dan berteriak "Eureka!" yang artinya "Saya menemukannya!". Ucapan "Eureka" ini kemudian menjadi begitu populer.
1 komentar:
Eureka??
Posting Komentar